Erens's Blog

Cuma Berekspresi doang!

Karnaval, Pembacaan Ikrar Dan Peluncuran Logo Emas TTU, Mewarnai Penutupan Pameran pembangunan Kefamenanu


Kefamenanu, pameran pembangunan, seni dan budaya, dalam rangka memperingati 86 tahun lahirnya Kota Kefamenanu dan 100 tahun terbentuknya Kabupaten Timor Tengah Utara (Onder af deeling Noord Midden Timor), akhirnya berakhir, setelah semalam, Selasa (22/9), ditutup oleh Bupati Timor Tengah Utara, Gabriel Manek.
Penutupan pameran pembangunan yang telah berlangsung sepanjang 12 hari, sejak 10 September itu dihadiri oleh para undangan dan ribuan masyarakat Timor Tengah Utara, yang memadati lapangan Oemanu.
Penutupan yang sekaligus juga ditandai dengan peluncuran Logo Emas Kabupaten Timor Tengah Utara dan pembacaan naskah Ikrar Emas Kabupaten Timor Tengah Utara oleh Gabriel Manek yang merupakan tekad dan janji dari perumusan kehendak masyarakat Timor Tengah Utara, untuk menjadikan Kabupaten Timor Tengah Utara sebagai rumah tinggal bersama bagi semua etnis yang berada di dalamnya.
Prosesi penutupan itu dimulai dengan pelepasan karnaval seni dan budaya oleh Gabriel Manek, dari depan rumah jabatan bupati, sederet disisinya juga masih tegak berdiri bangunan bersejarah peninggalan Belanda, yakni kantor Onder afdeeling Noord Midden Timor, yang dibangun pada tahun 1923, setahun setelah berpindahnya pusat pemerintahan Belanda, Onder af deeling Noord Midden Timor, yang sebelumya, sejak 1908 beribukota Noetoko.
Karnaval yang diperkirakan, diikuti oleh hampir dua ribuan masyarakat sekabupaten Timor Tengah Utara dengan berbagai kelengkapan seni dan budaya itu, melewati ruas jalan Kartini, El Tari, A. yani dan P. B. Sudirman dan berakhir di lapangan Oemanu, depan kantor Bupati Timor Tengah Utara.
Pantauan kami, sepanjang jalan yang dilalui karnaval, ribuan masyarakat telah berdiri menanti dengan sabar, penuh antusias untuk menikmati berbagai atraksi, suguhan-suguhan yang cukup memikat dari keberagaman seni dan budaya, yang ditampikan dalam pakaian adat, seni musik maupun tarian, dari berbagai etnis di Indonesia, yang mendiami Kabupaten Timor Tengah Utara.
Etnis Ende, misalnya, sangat memukau dengan tarian Ja’i-nya, etnis Alor dengan tarian semangat perangnya, maupun etnis Bali dengan Legong topeng-nya. Demikian juga suku-suku lainnya, seperti Sabu, Belu, Rote, Batak, Jawa maupun suku-suku asli sekabupaten Timor Tengah Utara, juga turut menyemarakan parade seni budaya tersebut.

26 September 2008 - Posted by | Kefamenanu, sejarah, timor, timor tengah utara, ttu | , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

3 Komentar »

  1. maju terus TTU… ayo bung muat lebih banyak berita ttg TTU baik perkembangan politik, seni budaya, ekonomi dll… krn semenjak web TTU uda ga jelas ke mana saya kurang mendapat info ttg TTU nehh

    Komentar oleh upy | 3 Desember 2008 | Balas

  2. Suatu kehormatan mendapat kunjungan Upy, yang mungkin jauh dari TTU.
    Juga makasih atas dorongannya untuk blog saya, walau dengan berbagai keterbatasan tapi saya akan berusaham untuk menginfokan berbagai persoalan di TTU.
    Kalo Upy punya info yang menarik juga mohon dipublish di blog ini ya?
    Sekali lagi makasih atas kunjungan dan dorongannya, salam TTU.

    Komentar oleh erensdh | 3 Desember 2008 | Balas

  3. kebudayaan harus tetap d’pertahankan,,,,!!

    Komentar oleh sherly | 22 Desember 2012 | Balas


Tinggalkan komentar