Erens's Blog

Cuma Berekspresi doang!

Wah, Urine Kita Ternyata Suburkan Tanaman!

Mungkin tidak pernah anda bayangkan untuk memanfaatkan urine atau air seni anda sendiri untuk suatu keperluan lain yang bisa menguntungkan anda selain dibuang begitu saja jamban. Baca lebih lanjut

15 September 2009 Posted by | pengetahuan | , , , | 1 Komentar

Brin, Pengetahuan Dan Pencerahan

Oleh NINOK LEKSONO

“Sergey Brin, salah satu pendiri Google, yakin bahwa pengetahuan
selalu merupakan hal baik dan (karena itu) mestinya ada lebih banyak
lagi pengetahuan yang bisa dibagi.” (The Economist, Enlightenment Man,
6-12/12)

Sebagai salah satu pendiri perusahaan internet terbesar di dunia
(Google), Sergey Brin adalah sosok yang besar pengaruhnya, selain
sebagai salah seorang terkaya Amerika.

Belum lama ini muncul kisah tentang sosok kelahiran Moskwa 35 tahun
silam yang ahli matematika ini. Tanggal 18 September 2008 ia
meluncurkan blog pribadi di too.blogspot.com. Dalam posting pertama,
Brin�seperti dilaporkan Michael Arrington di situs Techcrunch�tampak
bercanda. Namun, dalam posting kedua, ia terdengar serius. Ia bicara
tentang perusahaan 23andMe (yang salah satu pendirinya adalah
istrinya, Anne Wojcicki). Menurut perusahaan yang bergerak dalam riset
DNA ini, ia punya mutasi gen yang terkait dengan penyakit parkinson
(G2019S). Dengan itu, Brin termasuk orang yang bisa terkena penyakit
parkinson.

Tetapi, laporan kali ini bukan untuk membahas kemungkinan Brin terkena
parkinson, melainkan untuk mengupas sikap dan pandangannya tentang
keterbukaan informasi dan pengetahuan. Hal ini ia sampaikan dalam
Konferensi Zeitgeist yang diselenggarakan Google. Inilah pertemuan
eksklusif bagi kaum inteligensia. (Zeitgeist, dari Bahasa Jerman, zeit
‘waktu’ dan geist ‘semangat’. Selain harfiah berarti “semangat zaman”,
ungkapan ini menguraikan suasana keintelektualan, keberbudayaan,
moral, etik, iklim politik satu zaman.)

Di forum ini, mereka yang dikenal sebagai “pemimpin pemikiran”
(thought leaders) dunia berkumpul selama dua hari untuk membicarakan
upaya menemukan jalan keluar bagi problem dunia paling berat dengan
menerapkan nilai-nilai penalaran dan sains pencerahan yang didukung
oleh Google.

Dalam kaitan penemuan 23andMe, salah seorang hadirin Pertemuan
Zeitgeist menanyakan, apakah mengetahui dirinya berpotensi terkena
parkinson baik atau tidak bagi Brin. Dalam satu hal, orang mengatakan
“Tidak tahu itu merupakan berkah”. Bukankah setelah Brin tahu tentang
gen parkinson, ia akan hidup dilanda kecemasan?

Mendapat pertanyaan itu, Brin pertama-tama menyampaikan, “Siapa yang
cemas?” Toh yang ia sampaikan hanyalah statistik bahwa untuk orang
seperti dirinya, peluang mendapat parkinson adalah 20 persen hingga 80
persen. Itu saja.

Selebihnya, dengan mengetahui adanya kans sebesar itu, ia justru lalu
mengambil langkah agar bisa terhindar dari penyakit tersebut. Ia,
seperti dikutip The Economist di atas, menyebutkan bahwa olahraga
membantu (mencegah parkinson).

Arti pengetahuan

Dengan uraiannya tentang peluang terkena parkinson, baik di blog
pribadinya maupun di Konferensi Zeitgeist, Sergey Brin ingin
menegaskan bahwa pengetahuan itu baik dan selalu lebih baik dari
ketidaktahuan.

Berbekal pandangan itu, Brin lalu mendanai dan mendorong dilakukannya
riset terhadap mutasi gen yang juga disebut dengan nama LRRK2 dan juga
terhadap penyakit parkinson.

Sebagai tokoh internet terkemuka, Brin lalu memperlakukan gen tadi
sebagai penyakit (bug) pada kode personalnya, jadi tidak ada bedanya
dengan bug di komputer yang setiap hari dibereskan oleh teknisi
Google. Brin�selain melakukan upaya mendahului (pre-emptive)�juga
mengembangkan semangat berbagi. Dengan menolong dirinya sendiri, ia
lalu bisa menolong orang lain.

Selain menjunjung pengetahuan, dalam sikap Brin juga terkandung
pencerahan, hal yang tecermin dari visi yang kemudian juga dijadikan
moto Google, yakni membuat semua informasi di dunia ini “bisa diakses
dan dimanfaatkan secara universal”. Bersama dengan mitranya, pendiri
Google lainnya, Larry Page, kedua tokoh ini terus berupaya membawa
semua informasi ke internet.

Daya transformatif

Dalam hidup, kita juga pernah mendengar kalimat bijak yang
menyebutkan, “berbeda dengan uang, ilmu yang dibagikan tak akan habis,
tapi malah bertambah”. Dengan caranya, Brin tampak meyakini makna
penyebaran pengetahuan.

Kisah Google sendiri sebelum ini telah ditulis oleh David Vise dan
Mark Malseed dalam buku The Google Story (2006).

Dari kesehatan, Google dan kedua pendirinya juga mencoba berbuat untuk
kebajikan lain. Di China mereka sepakat untuk menyensor hasil
pencarian melalui mesin pencari Google. Mungkin itu untuk menyenangkan
pihak Komunis, tetapi mereka berpandangan hal itu dilakukan dengan
keyakinan bahwa di luar informasi yang disensor, warga China akan bisa
mendapatkan informasi lebih banyak, dan itu akan membuat mereka lebih
sejahtera.

Dalam Konferensi Zeitgeist, Brin mengumumkan, biarkan setiap orang
menemukan genomnya masing-masing, lalu nyamanlah untuk berbagi kode
yang diperoleh tadi agar pihak lain�pasien, dokter, dan
peneliti�bekerja memecahkan sandi dan menemukan biang kerok (bug).

Semangat zaman yang diusung Brin bercorak keterbukaan informasi, yang
diharapkan bisa memacu terbentuknya masyarakat berbasis pengetahuan.
Untuk tujuan pragmatis, hal itu dimaksudkan agar masyarakat tersebut
lebih berdaya saing. Namun, Brin tak menyinggung soal ini. The
Economist juga mengaitkan Zeitgeist ala Brin lebih dalam konteks
pencerahan.

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/12/10/02433689/brin.pengetahuan.dan.pencer
ahan

15 Desember 2008 Posted by | Internet, pengetahuan, populer, teknologi, ti | 1 Komentar