Erens's Blog

Cuma Berekspresi doang!

MUI Tidak Setuju Lagu Natal Bahasa Arab


Jakarta, Secara halus MUI pusat maupun Pamekasan menolak penggunaan Bahasa Arab oleh Nasrani, yang nantinya dipergunakan dalam menyanyikan lagu-lagu maupun khotbah Natal.

Seperti dilansir Detik.Com, Metro TV akan menayangkan perayaan Natal yang salah satu lagunya berbahasa Arab itu ditanggapi oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), yang meminta panitia lebih berhati-hati. Lagu Natal berbahasa Arab bisa disalahpahami.
“Kalau di Indonesia ada kidung berbahasa Arab, nanti disangka qasidah oleh masyarakat Islam. Apalagi di pedesaan,” kata Ketua MUI Amidhan melalui telepon, Kamis (24/12/2009).
Menurut Amidhan, umat Nasrani di Timur Tengah tentu saja berbahasa Arab saat misa di gereja. Mereka yang tidak memahami bahasa Arab tidak bisa membedakannya dengan khutbah di masjid.
“Nah, kalau memang ingin membumikan bahasanya, kenapa tidak memakai bahasa yang ada di Indonesia. Misalnya bahasa Madura, Jawa atau Sunda,” papar Amidhan.
Amidhan menjelaskan bahasa Arab bukan monopoli umat Islam. Namun di Indonesia bahasa Arab banyak digunakan dalam istilah-istilah yang diasosiasikan dengan Islam.
Dia menjelaskan pernah ada protes masyarakat soal Madrasah Al Kitab, tapi maksudnya Al Kitab itu Injil. Padahal madrasah itu identik dengan sekolah Islam.
“Jadi yang mendesain acara harus hati-hati. Walaupun cuma lagu, itu bisa memancing. Panitia harus menjelaskan alasan mereka menampilkan lagu berbahasa Arab dalam acara itu,” pungkas Amidhan.
Rencananya, Metro TV akan merelay acara perayaan Natal yang sudah digelar di Istora Senayan. Penayangan ini rencananya pada Jumat, 25 Desember 2009 pukul 15.05 WIB. Akan ada satu lagu dari trio penyanyi Palestina yaitu Jingle Bells berbahasa Arab.

MUI Pamekasan Khawatir
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pamekasan mengkhawatirkan rencana perayaan Natal yang akan memakai bahasa Arab. Acara yang akan ditayangkan salah satu stasiun TV swasta ini dinilai bisa mendatangkan salah paham.
“Saya khawatir jika bahasa Arab dipakai sebagai bahasa pengantar Natalan akan terjadi ekses yang tidak diinginkan bersama,” jelas Sekretaris MUI Pamekasan, Alwi Beq di Pamekasan, Kamis (24/12/2009).
Menurut Alwi, bahasa Arab memang bukan monopoli umat Islam. Umat Nasrani di Libanon, Suriah, Iran dan Irak tidak dipermasalahkan berbahasa Arab dalam khotbah misa Natal.
Namun, di Indonesia, hal ini menjadi berbeda. Umat muslim Indonesia masih menghormati bahasa Arab sebagai milik umat Islam. Meski demikian, khotbah Jumat pun dilakukan dengan bahasa Indonesia kecuali pada pembukaan dan doa.
“Jadi, tidaklah jelek jika misa Natal juga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar khotbah. Sebagai bentuk penghormatan kepada bahasa nasional,” saran Alwi.
Itu sebabnya, Alwi bertanya-tanya apakah ada maksud khusus dari gereja yang akan menggunakan bahasa Arab dalam acara Natal. Apalagi acara ini akan disiarkan televisi nasional.
“Sebaiknya Menteri Agama memberikan masukan terkait acara Natal berbahasa Arab tersebut. Ini semua untuk terciptanya kerukunan kehidupan beragama di negeri kita ini,” pungkas Alwi.

24 Desember 2009 - Posted by | Uncategorized | , , , , , , , , , , , , , ,

14 Komentar »

  1. Kasian, para Ulama sangat mengkuatirkan iman para pengikutnya. Mengapa, apa karna tidak yakin dengan Islam itu sendiri ya?

    Komentar oleh Septhian | 25 Desember 2009 | Balas

    • Anda bisa bicara seperti itu apa karena anda bukan seorang muslim. Perlu anda ketahui,tidak ada 1 keraguanpun terhadap Islam. Munkin anda harus belajar tentang Islam sebelum anda menulis ini

      Komentar oleh Liskanah | 21 Juli 2010 | Balas

  2. Iya, mengapa pemimpin-pemimpin agama Islam itu kelakuannya seperti itu? Ibarat dua petinju yang akan berlaga di ring, belum bertanding sudah ketakutan, maka kekalahan hanyalah tunggu waktu! Lalu apakah ini penyebab umat muslim sangat sensitif serta merta lalu mengembangkan sikap-sikap kekerasan seperti selama ini? Apakah benar Islam itu hanyalah sempalan Kristen yang sesat?

    Komentar oleh Ketut | 25 Desember 2009 | Balas

    • anda bicaraseperti itu seolah agama anda yang palin benar?! Cek dulu kebenaran agama anda baru komentar. Saya rasa orang beragama yang benar tidak akan menghina agama yang lain. Jangan pernah liat agama dari pemeluknya tapi dari ajarannya!!!!

      Komentar oleh Liskanah | 21 Juli 2010 | Balas

  3. 2012, lagu natal. MUI ku………………..

    Komentar oleh me | 25 Desember 2009 | Balas

  4. MUI geblek!

    Di Arab sana lagu natal bahkan film bokep juga dalam bahasa Arab. Takut umat terpengaruh? Makanya, jangan ngendon di kantor saja. Cerdaskan umat!

    Komentar oleh Fishbone | 26 Desember 2009 | Balas

  5. MUI kita ini memang memprihatinkan.

    Komentar oleh Yono | 26 Desember 2009 | Balas

  6. Menurut saya, kt harus bersikap sportif dan objektif. Pertama, bahasa Arab kan bukan milik umat Islam. Kedua, lagian umat Nasrani di Arab memakai bahasa Arab. Lah kenapa kt umat Islam di Indonesia yang ribut. Secara yg empunya bahasa ( org Arab ) aja, nda keberatan ? ini kan aneh ! Ketiga, Cobalah kt jujur pd diri kt sendiri selaku umat Muslim dan berbesar hati utk mengintrospeksi diri, jgn terlalu banyak mengklaim org lain, padahal lupa akan kekurangan kt. Keempat, itu hak azasi siapa saja utk menggunakan bahasa apa saja. Semoga bermanfaat utk membukan wawasan kt. Amin.

    Komentar oleh Hamdan | 26 Desember 2009 | Balas

  7. Sebagai penganut Islam, memang ada juga teman-teman yang sependapat seperti pendirian MUI, namun banyak juga diantara kami yang berpikiran kritis dan logis, menganggap itu pikiran aneh. Sekalipun harus diakui, bahwa itulah fundamen Islam, tapi sekali lagi, kita mesti logis kritis menyingkapi ini. Jangan sampai ini menjadi gambaran mati untuk Islam sebagai agama yang rasis, intoleran, bahkan sadistis. Kami mengharapkan agar MUI dalam mengeluarkan produk-produknya jangan sampai mengesankan Islam sebagai monster penjajah yang sangat anti HAM.

    Komentar oleh Inayah | 17 Januari 2010 | Balas

  8. salah banged klu lagu natal tak dibolehkan masuk ke bahasa arab….. jangan fanatik dengan satu agama seperti itu ga bagus…… lagipula bahasa arab kan bukan milik agama islam

    Komentar oleh sari cha | 23 Januari 2010 | Balas

  9. MUI semua orang bisa jadi loe……..hanya bisa melarang tanpa teu asal muasal…..sok keren

    Komentar oleh mansyur7 | 17 Maret 2010 | Balas

    • Saya setuju dengan komentar anda, tapi gak harus goblok2in MUI. Mungkin jika anda dalam posisi MUI anda akan bersikap sama.

      Komentar oleh Liskanah | 21 Juli 2010 | Balas

  10. payah

    Komentar oleh Anonim | 22 Oktober 2013 | Balas

  11. SHALOOM, saudaraku di MUI, bahasa Arab bukan bahasa TUHAN tapi bahasa manusia. Bangsa Arab ada yg kristiani. Tidak perlu takut. Memuji TUHAN yg Akbar,tdk salah. Biarlah suku,bangsa dan bahasa memuji TUHAN…

    Komentar oleh Anonim | 3 November 2015 | Balas


Tinggalkan Balasan ke Liskanah Batalkan balasan